You’re Mine [Chapter 1]

You're Mine [Chapter 1]

Judul                : You’re Mine! [Chapter 1]

Author             : Seorara

Cast                 : Sehun EXO, Krystal f(x), Jiyeon T-ARA, Bomi-Namjoo A-PINK

Genre              : Romance, School live

Rate                 : Teenager (15+)

Length             : CHAPTERED

Yups sebelumnya author mau menjelaskan bagi readers yang merasa terlibat/kalian merasa hal ini pernah terjadi pada kalian, itu artinya kalian memang terlibat (?) hehehe… Jadi ff ini adalah pengalaman pribadi seorang teman namanya disamarin aja ya ‘koko’ jadi ini itu pengalamannya selama main RP (Role Player) so pasti sudah bercampur dengan imaginasi author. Jadi banyak scene yang tidak sesuai dengan cerita asli tapi alurnya tetap sama. Buat readers yang mau tanya or protes boleh saja ya tapi pliss jangan bash. ini cuma karya tulis yang terinspirasi dari pengalaman seseorang.

nb: RCL ya don’t be SILDER  ^^

Happy Reading!

Oh Sehun, siswa poluper di Saeguk School. Ia poluper di antara kalangan gadis karena ia memiliki paras yang tampan dengan perawakannya yang tinggi. Kulit putih susunya seolah memancarkan pesona tersendiri bagi gadis-gadis itu. Sehun juga terkenal ramah pada semua gadis yang ia kenal, bahkan ia sangat populer di kalangan sunbae-nya. Walaupun imagenya sebagai “nice boy outside but bad boy inside” sudah diketahui orang banyak,namun hal itu malah membuat semakin banyak gadis yang terpesona olehnya.

“YAAAAAKK… SEHUN SUNBAE TADI MELIHAT KE ARAHKU KYAAA…!!!” teriak seorang gadis yang baru saja memasuki kelasnya. Teman-temanya langsung menghampirinya dengan antusias.

“Jinjja? Aaa… kau beruntung sekali Yojin-ah..” ujar salah satu temanya.

“Iya iyaa.. itu kesempatan langka dan berharga. Ahhh.. aku ingin sekali ada di posisimu Yojin-ah.” Sahut temannya yang lain.

“Ada apa ini, ribut sekali?” Seorang gadis yang nampak tidak mengetahui apa-apa menghampiri kerumunan itu.

“Ahh.. Sehun sunbae melihat ke arah Yojin tadi.” Jawab salah satu temanya.

“Ohh.. hanya itu, aku pikir hal penting.” Gadis itu berbalik dan berniat kembali ke tempat duduknya.

“Hei.. Namjoo-ya! Bilang saja kau iri padaku kan.” Yojin meneriaki gadis itu.

“Aku? Iri? Cih tidak, aku sama sekali tidak tertarik padanya. Menurutku dia tidak keren.” Namjoo berjalan keluar kelas dengan acuh. Semua teman-temannya hanya memandangnya kesal, terutama Yojin.

“Cih, dasar aneh..” ucap kerumunan itu ketika melihat Namjoo pergi.

“Memang apa kerennya dia? Dasar gadis-gadis aneh.”

Bruukk… tubuh Namjoo menabarak seorang namja yang saat itu membawa tumpukan kertas di tangannya. Dan alangkah terkejutnya ia mengetahui namja itu adalah Oh Sehun, sunbae yang dikagumi oleh teman-temannya. Namjoo langsung membantu Sehun untuk memberesi kertas yang berserakan.

“Ahh.. mian sunbae, aku berjalan tanpa memperhatikan sekelilingku.” Namjoo membungkuk kikuk.

“Ahh.. gwaenchana, aku yang terlalu ceroboh. Kalau begitu aku duluan nde.” Sehun menunjukkan deretan giginya yang sukses membuat Namjoo tidak berkedip dan segera pergi meninggalkanya.

Namjoo menundukkan kepalanya dan berjalan cepat. Ia merasakan sekujur tubuhnya memanas dan jantungnya berdegup kencang. Seorang gadis bersimpangan dengan Namjoo dan menatapnya heran lalu bergegas berlari mengikuti Sehun.

“YAA SEHUN-AH!” Sehun berbalik ke arah suara yang tidak asing baginya.

“Ehh.. annyeong Krystal!” Sehun berhenti dan mereka berjalan bersama.

“Gadis itu, kau apakan dia? Kau tahu, wajahnya sudah seperti kepiting rebus.” Krystal menghujani Sehun dengan pertanyaan.

“Ohh.. dia, aku hanya tersenyum padanya.” Sehun menjawab dengan santai.

“Dasar bad boy! Kalau dia menyukaimu apa kau mau bertanggung jawab heh?” Krystal mencubit lengan Sehun.

“Aww.. biarkan saja, aku kan hanya tersenyum padanya dan bukan salahku jika aku terlalu tampan hahahaha…” Sehun malah semakin besar kepala dan mempercepat langkahnya

“Aisshh.. tunggu..! tapi kau juga harus.. ahh.. terserah kau saja!” Krystal memalingkan wajahnya dengan kesal.

“Ahh… kau cemburu yaa.. kkk~ tenang saja kau punya tempat khusus disini.” Sehun menunjuk pada saku celananya dan membuat Krystal melengos kesal lalu memukulnya. Sehun bergegas melarikan diri dari kejaran Krystal.

“Yaaakk… awas saja kau Oh Sehun!!! Aku tidak akan membiarkanmu pulang hidup-hidup!”

Sehun tiba-tiba berhenti dan menarik Krystal di balik tembok. Ia memperhatikan seorang gadis yang sedang tertawa bersama teman-temannya.

“Tunggu di sini dan lihatlah kemampuanku yang sebenarnya.” Sehun berlari menghampiri segerombolan gadis itu. Krystal hanya melengos kesal dan memperhatikannya dari jauh.

“Hai nuna!” Sehun berhenti tepat di depan gerombolan gadis itu.

“Ohh.. hai Sehunie.. apa kau ada kesulitan hmm?” Jawab salah seorang dari mereka.

“Ahh.. aku ada perlu dengan Bomi nuna.” Mendengar hal itu mereka saling pandang dan tertawa, sedangkan gadis yang namanya baru saja disebut hanya terdiam sambil tersenyum simpul.

“Ahh.. Bomi-ya aku rasa kami harus pergi, byee!” Teman-teman Bomi pergi meninggalkannya bersama Sehun.

“Aissh.. kalian ini.” Bomi mendengus kesal karena ulah teman-temanya.

“Nuna, kau sudah makan hari ini? Ahh.. kau sangat cantik meskipun ini sudah siang, dan aku sangat menyukai pita di rambutmu.” Sehun menunjuk pita kecil di rambut Bomi.

“Ahh.. ini, kau menyukainya? Ini ambil saja untukmu, aku masih punya banyak yang seperti itu. Byee..”

“Aa.. ee.. tapi nun…” Belum selesai Sehun berbicara, Bomi sudah sangat jauh dari hadapannya. Sehun tertunduk dan menatap penjepit rambut di tangannya dengan kecewa. Seorang gadis menghampirinya dan menepuk-nepuk pundaknya dari samping.

“Sudahlah.. kau jangan bersedih Sehuniee.. ohh lihat air matamu hampir jatuh! Hahahaha…” Krystal mencoba untuk menggoda sahabatnya.

“Ehem.. aku tidak sedih, justru aku semakin bersemangat untuk mendekatinya. Lihat saja nuna itu sebentar lagi akan luluh padaku.” Sehun menggenggam kuat penjepit rambut itu lalu melihatnya.

“Ini untukmu saja, kau kan yeoja kkk~” Sehun berjalan santai meninggalkan Krystal.

“Hei Oh Sehun berani sekali kau memberiku barang bekas!” Krystal mengejar sehun yang sudah beberapa meter di depannya.

Sehun menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuknya. Punggungnya yang terasa pegal perlahan mulai mereda. Ia masih sibuk dengan pikirannya yang rumit dan membuatnya pusing. Namun suara pintu yang digedor-gedor  dari luar membuyarkan semua pikiran di kepalanya.

“Sehunieee.. buka pintunya! Kau bahkan belum menyapa nunamu ini hah!”

“Nde nuna berhentilah menggedor pintu! Chakkaman.” Dengan malas sehun berjalan menuju pintu dan membuka pintunya. Begitu pintu dibuka, Oh Jiyeon, nuna kandung Sehun langsung memegang kedua pipi adiknya dan menatapnya dalam.

“Yaaakk.. nuna berhentilah bersikap seperti ini, aku bukan anak kecil lagi. Dan gantilah pakaianmu! Bukankah aku sudah berkali-kali mengatakan jangan memakai pakaian seperti itu jika ingin memasuki kamarku!” Jiyeon menunduk untuk melihat pakaiannya. Ia hanya menggunakan tank top tipis dengan hot pants yang membuat kedua pahanya terekspos bebas.

“Haishh.. kau ini, minggir! Aku ingin tidur.” Jiyeon melalui Sehun begitu saja dan langsung berbaring di kasur Sehun. Sehun yang mulai kesal menghampirinya.

“Nuna-ya! Kalau kau mau tidur, tidurlah di kamarmu!” Sehun duduk di pinggir kasurnya.

“Ahh.. kalau kau lelah sini tidurlah di sini, aku akan menemanimu adikku.” Jiyeon menepuk-nepuk sisi kasur di sebelahnya.

“Sireoo… nuna, aku bukan anak kecil lagi!”

“Memang kalau kau bukan anak kecil mengapa? Tidak masalah kan, kecuali kau mau…” Jiyeon mendekati Sehun dan menyentuh pipi adiknya.

“Yaakk.. nuna, jebal keluarlah! Atau aku akan melaporkanmu pada eomma kalau kau selalu menggangguku!”

“Aishh.. kau ini bukan anak kecil apanya hah? Eomma saja yang kau jadikan senjata.” Dengan muka masam Jiyeon meninggalkan kamar adiknya.

Namjoo menelsuri jalan menuju rumannya dengan muka masam. Ia kesal karena ia tidak bisa melupakan kejadian siang tadi yang menimpanya.

“Aishh.. Kim Namjoo, apa yang kau pikirkan hah?” Namjoo memukul-mukul kepalanya sendiri.

“Ayolah dia hannyalah sunbae yang kebetulan menabrakmu, dan kau tidak mungkin langsung menyukainya, dimana harga dirimu hah? Baru saja kau mengatakan pada teman-temanmu kalau kau tidak tertarik padanya. Aisshh.. pabo!” Namjoo berbicara pada dirinya sendiri sepanjang jalan. Ia melihat sebuah kaleng menghalangi jalannya.

“Kau ini menghalangi saja!” Dengan kesal Namjoo menendang kaleng yang ada di depannya sekencang mungkin.

“Aduhh..” tiba-tiba terdengar suara seseorang di depannya, kaleng itu mengenainya tepat di kepalanya. Namjoo langsung lehihat ke sumber suara itu, dan alangkah terkejutnya ia saat melihat ternyata orang itu adalah Oh Sehun, sunbae yang seharian ini ada di pikirannya.

“Sunbae-nim… mianhe, aku tidak bermaksud untuk…” kata-kata Namjoo terhenti karena Sehun tiba-tiba menyentuh pundaknya.

“Gwaenchana… wae? Sepertinya kau sedang kesal, apa kau ada masalah?” Sehun menatap Namjoo dengan kedua matanya yang berbinar.

“Ahh.. ani, aku hannya sedang bosan hehee..” Namjoo tersenyum simpul lalu menunduk.

“Kau tinggal di daerah sini?”

“Ne sunbae-nim, aku tinggal di sana.” Namjoo menunjuk rumah yang berada tepat disamping rumah Sehun. “Bagaimana dengan Sunbae?” balas Namjoo bertanya.

“Ahh.. aku, aku tinggal di rumah ini. Ehhmm.. kalau begitu kau tetanggaku.”

“Ne sunbae-nim…” Namjoo mengiyakan dengan malu.

“Ahh.. jangan panggil aku sunbae, karena kau tetanggaku maka panggil saja aku oppa, araseo?” Sehun tersenyum pada Namjoo.

“Ne, araseo sunbae, ehh… oppa…”

“Kalau begitu aku masuk dulu ne, senang bertemu denganmu Namjoo-ya” Sehun pergi memasuki halaman rumahnya.

“Ne, oppa… tunggu dulu, Namjoo-ya? Dia mengetahui namaku,ohh God.”Namjoo melonjak kegirangan dan belari menuju rumahnya.

Sehun melangkahkan kakinya dengan malas di halaman sekolahnya. Ia malas harus menghadapi gadis-gadis yang selalu histeris ketika melihatnya. Terlebih ia harus menghadapi kenyataan bahwa Bomi tidak akan pernah tertarik kepadanya.

“Sehun-ahh..” Seorang gadis menepuk punggungnya dari belakang. Sehun berbalik dan melihat.

“Nuna… kau.. ada apa nun?” Sehun terkejut dan heran karena ini baru pertama kalinya Bomi menyapanya lebih dulu.

“Ahh.. ani, aku hanya ingin mengucapkan selamat pagi. Good luck nde!” Bomi tersenyum lalu berjalan meninggalkan Sehun yang wajahnya kebingungan. Dengan cepat Sehun berbalik dan menahan tangan Bomi. Bomi reflek membalikkan badanya dan alangkah terkejutnya ia ketika Sehun tiba-tiba mencium keningnya yang sukses membuat pipinya memerah.

“Kau juga ne…annyeong!” Sehun langsung berlari meninggalkan Bomi yang kini berdiri membatu. Ia merasakan tubuhnya seperti tersengat listrik yang langsung membuatnya lumpuh. Beberapa kali ia mengerjapkan matanya dan akhirnya ia berhasil melangkahkan kakinya. Ia berjalan kikuk menuju kelasnya.

Seorang gadis berjalan cepat menuju Sehun yang sedang duduk di mejanya. Dengan kasar ia membanting tasnya ke meja di depan Sehun. Sehun terkejut sambil memandang gadis itu dengan heran.

“Yaa.. Jung Soojung! Ada apa denganmu hah?” Sehun kesal karena ulah Krystal yang membuat semua mata tertuju pada mereka.

“OH SEHUN KAU SUDAH GILA HAH? KAU SEENAKNYA SAJA MENCIUMNYA!! APA KAU INI SUDAH KEHILANGAN AKAL SEHATMU SAMPAI KAU MMM…” Dengan cepat Sehun membungkam mulut Krystal dan langsung membawanya keluar dari kelas.

“Kau gila ya? Kau berteriak seperti itu, kau tahu mereka semua bisa berpikir macam-macam padaku.”

“Hei pabo! Tanpa aku berteriak pun semua orang sudah mengetahui perbuatanmu, kau pikir tadi kau sendirian di halaman hah? Aku dan semua orang disana melihatmu mencium Bomi sunbae.” Krystal mengela napasnya kesal.

“Mwo?!” Sehun membelalak  karena terkejut. Ia baru menyadari kecerobohannya yang bisa merusak imagenya.

“Huaaaaaaa….. Sehun sunbae!!!” Yojin baru saja memasuki kelanya, namun ia membuat seluruh teman sekelasnya memperhatikannya dengan heran.

“Ada apa Yojin-ah? Mengapa kau menangis?” Salah seorang temannya menghampirinya.

“Hikss.. Sehun sunbae, dia.. dia dan Bomi sunbae… huaaaa!!!” Yojin malah menangis semakin kencang.

“Ada apa ini? Yojin-ah ada apa denganmu?” Namjoo yang baru saja datang langsung menghapiri kerumunan itu.

“Huaaaa… Sehun sunbae dan Bomi sunbae, mereka berpacaraaan…” Yojin meronta-ronta seperti anak kecil.

“MWOOOO?!!! Itu tidak mungkin! Mereka tidak pernah terlihat bersama, malah Krystal sunbae yang selalu bersama Sehun sunbae.” Teriak salah satu gadis dari kerumunan itu.

“Apapun hubungan mereka yang pasti Sehun sunbae mencium Bomi sunbae pagi ini di halaman sekolah, dan aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri! Huaaaaaaa…”

Semua gadis di kerumunan itu langsung berbalik dan kembali ke tempat duduk mereka dengan lesu. Mereka sangat kecewa atas kabar yang baru saja mereka dengar. Namjoo hanya melongo terpaku di tempatnya berdiri, seakan tidak percaya atas apa yang ia rasakan ia mengerjap-ngerjampan matannya sambil memukul-mukul dadanya. Ia merasakan ada rasa sakit dan sesak disana.

“Bomi nuna!” Sehun mengejar bomi yang berusaha menghindarinya.

“Yaa.. Oh Sehun, jangan ikuti aku! Orang-rang akan semakin salah paham pada kita.”

“Mianhe nun, ini semua salahku, aku akan memperbaiki semuanya.”

“Apapun itu kau harus segera menyelesaikan masalah ini, aku tidak mau gadis-gadis itu menerorku.” Bomi bergegas pergi meninggalkan Sehun sendirian. Dengan lesu Sehun kembali ke kelasnya.

“Ya Sehun-ah! Chakkaman…” Seorang gadis berlari menghapiri Sehun.

“Wae?” Sehun menjawab tanpa menoleh.

“Hei perhatikan aku dulu!” Gadis itu menghalangi jalan Sehun.

“Yaa.. Krystal-ya aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu.” Sehun berusaha menyingkirkan Krystal dari jalannya.

“Kau ingin masalah ini selesai tidak? Aku baru saja ingin memberimu solusi.” Mendengar perkataan Krystal, Sehun menghentikan langkahnya.

“Apa? Cepat katakan padaku!” Sehun mencengkeram kedua bahu Krystal.

“Aishh.. lepaskan aku, sakit hah!” krystal memberontak dari cengkeraman Sehun. Krystal mendekatkan wajahnya ke telinga Sehun dan membisikkan sesuatu padanya.

“Ppali yeoja chingu mandaeyo…. Hahaha” Krystal melarikan diri dari hadapan Sehun.

“Heii… Krystal Jung! Awas saja kau!” Sehun mengejar Krystal yang sudah sangat jauh darinya.

“Nunaaaaaa….!!! Odigayooo?!!” Suara Sehun memenuhi ruang tamu rumahnya.

“Yaak… Hunie kau berisik sekali! Wae?” Jiyeon keluar dari kamarnya dan langsung mendatangi adiknya dibawah. Sehun melongo melihat penampilan Jiyeon saat itu yang hanya menggunakan lingerie tipisnya yang tertiup angin disana sini. Sehun segera membalikkan badanya.

“Nuna-ya!! Apa-apaan kau ini hah? Cepat ganti pakaianmu!” Jiyeon yang tidak mengerti maksud adiknya hanya melengos heran, ia melihat kebawah untuk melihat penampilannya.

“Ahh.. mianhe aku lupa, araseo aku akan ganti pakaianku, chakkaman.” Jiyeon segera kembali menuju kamarnya. Sehun melirik ke belakang, ia menghela napas lega karena nunanya sudah pergi.

Sehun menghempaskan tubuhnya ke sofa yang empuk, ia menyalakan TV dan bersantai disana. Ia bahkan belum mengganti pakaiannya, tangannya sibuk mengganti chanel TV.

“Ahh.. membosankan!” Sehun memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di sofa untuk sejenak menutup matannya. Namun aktivitasnya terganggu karena suara nunanya.

“Huneeeehhh..!!! ganti pakaianmu dulu eoh! Apa perlu aku yang menggantikannya untukmu?” Jiyeon menarik paksa tangan Sehun.

“Nunaa… “ BRUUKK tubuh Jiyeon ambruk tepat di atas menindih Sehun.

“Yaakk… nuna kau berat sekali!” Mendengar hal itu Jiyeon langsung bangkit.

“Mwoo?!! Apa, aku berat?” Jiyeon mencubit lengan Sehun dengan kencang.

“Aww… nde nun kau kan tungtunge, hahaha…” Sehun tertawa sangat kencang. Jiyeon yang kesal langsung mengambil bantal di sofa dan memukul-mukulkannya pada tubuh Sehun

“Yaakk… kau adik nakal, terima hukumanku!” Sehun melarikan diri keluar dari rumah. Jiyeon hanya menghela nafasnya dengan kesal.

Sehun melangkahkan kakinya keluar gerbang, matanya langsung tertuju pada seorang gadis yang berjalan dan akan segera melewati rumahnya. Gadis itu berjalan menunduk hingga tidak menyadari kehadirannya.

“Hei Namjo-ya…” Gadis itu terlonjak kaget dan langsung menoleh ke arah Sehun.

“Annyeong oppa” Namjoo membungkukkan badanya lalu meneruskan jalannya.

“Gwaenchana?” Sehun menyusul Namjoo dan berjalan di sampingnya.

“Ehmm… ne gwaenchana, oppa chukka nde!” Namjoo berusaha untuk tersenyum.

“Untuk apa?” Sehun malah memandangnya bingung.

“Kau dan Bomi eonni, long last nde!” Namjoo melanjutkan langkah kakinya lagi.

“Ahh… itu hanya salah paham, tidak terjadi apa-apa antara aku dan Bomi nuna.” Namjoo langsung menghentikan langkahnya.

“Jinjja?” Namjoo langsung menatap Sehun, Sehun malah menatapnya bingung.

“Ne jinjja, itu semua salahku, aku yang tidak menjaga sikapku.”

“Apa kau menyukainya?”

“Molla, awalnya aku hanya penasaran padanya, tapi… entahlah aku juga bingung.”

“Ehhmm… oppa, kau sibuk?”

“Ani, wae?”

“Kalau begitu, kajja.” Namjoo langsung menarik tangan Sehun menuju suatu tempat

Namjoo membawa Sehun ke kebun di belakang rumah mereka. Sehun terpukau dan tidak menyangka ada kebun di belakang rumahnya. Disana ada danau dan ditumbuhi oleh banyak bunga lili.

“Nahh… oppa, aku menyebut tempat ini kebun rahasiaku.” Namjoo menatap kedepan dengan wajah ceria.

“Aku tidak pernah tahu ada kebun ini.” Sehun sibuk memandang danau yang sempat memukau matannya.

“Nee.. karena kebun ini tertutup pohon-pohon dari rumahmu. Aku sering sekali datang kemari, apalagi kalau aku sedang sedih.” Namjoo menarik Sehun ke pinggir Danau.

“Kau mau apa?” Sehun bingung karena Namjoo tiba-tiba menariknya.

“Sekarang tutuplah matamu dan hirup udara disini dalam-dalam.” Sehun menautkan kedua alisnya, dan ia pun mencoba saran Namjoo.

“Dan sekarang berteriaklah sekeras mungkin, anggap saja tidak ada yang bisa mendengarmu.”

“Aaaaaaaaaa!!!!!!!!” Sehun berteriak sekeras yang ia bisa. Perlahan perasaanya mulai membaik dan ia merasa lebih tenang.

“Bagaimana? Sudah membaik?” Namjoo melihat ke arah Sehun.

“Nde.. sudah, gomawo ne.” Sehun langsung memeluk tubuh Namjoo. Namjoo hanya terdiam dan kedua matanya membulat sempurna. Jantungnya berdegup kencang seolah saat itu juga ia ingin melompat dari tempatnya berdiri. Mereka menghabiskan waktu bersama, sepulang sekolah Sehun lebih senang menghabiskan waktu di kebun itu ketimbang di kamarnya. Begitu pula Namjoo, ia senang karena ia memiliki teman yang setiap hari menemaninya di kebun rahasianya. Terlebih karena orang itu adalah Oh Sehun.

“Annyeong nuna, apa kau melihat Bomi nuna?” Sehun menemui salah satu teman Bomi.

“Ohh.. Bomi, apa dia tidak berpamitan padamu?”

“Berpamitan? Maksudnya?” Sehun mengaitkan kedua alisnya.

“Bomi hari ini pindah ke Busan, ia dan tunangannya memutuskan untuk sekolah disana.”

“Mwoo?!! Tunangan? Nugu?” Sehun membulatkan kedua matanya.

“Jadi kau tidak tahu? Bomi baru saja bertunangan dengan Park Chanyeol, dan setahuku mereka dijodohkan.” Sehun langsung mundur mendengar kabar itu, ia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata-pun.

Sehun tidak mengucapkan kata apapun selama di kelas. Krystal bingung melihatnya, namun ia tidak mendapat jawaban apapun saat ia menanyakan pada Sehun. Seketika Sehun kehilangan karismanya hari itu. Gadis-gadis penggemarnya juga ikut merasakan aura kekelaman disekeliling Sehun. Ia bahkan tidak mau memandang siapapun yang menyapanya termasuk Krystal.

“Yaa.. Oh Sehun, ada apa denganmu? Mengapa kau kacau sekali hah?” Krystal memandang Sehun dari dekat.

“Ani, gwaenchana.” Sehun tetap tidak mau memandang ke arah Krystal.

“Heii… lihatlah aku. Astaga, kau panas sekali, kau sakit?” Krystal terkejut saat merasakan suhu tubuh Sehun yang sangat tinggi.

“Gwaenchana, aku hanya kelelahan.” Sehun menjawabnya lirih.

“Kau pulang ne, aku akan mengurus semua agar kau bisa pulang.” Krystal keluar kelas untuk melaporkanya pada guru. Dan akhirnya hari itu Sehun pulang lebih dulu.

Sehun lebih memilih untuk pergi ke kebun, daripada tidur di kamarnya. Ia memandang ke arah danau sambil melempar batu ke danau.

“Aaaaaaaa!!! Wae? Waeyoo?” Sehun berusaha tetap berdiri walaupun sebenarnya tubuhnya sudah tidak kuat.

“Oppa…” tiba-tiba terdengar suara seorang gadis yang tidak asing dari belakang. Sehun melihat kearah gadis itu dan langsung memeluknya.

“Namjoo-ya, apa kau mencintaiku?” Sehun mendekap erat tubuh Namjoo.

“Oppa, mengapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu.” Namjoo masih belum percaya dengan apa yang ia dengar.

“Jawab aku, apa kau mencintaiku?” Sehun masih belum melepas pelukannya.

“Ne… ne oppa, aku…”

“Gomawo, nado, jadilah yeojaku.” Sehun semakin mempererat pelukannya. Namjoo seolah meleleh dalam pelukan Sehun. Ia sangat bahagia dengan apa yang baru saja Sehun katakana padanya.

“Ne oppa, saranghae.”

Namjoo memasuki kelasnya dengan wajah ceria. Senyumanya hampir tidak pernah sirna dari wajah cantiknya. Yojin menghampirinya dan bertanya padanya.

“Namjoo-ya, ada apa denganmu? Ohh atau sekarang kau menyukai Sehun sunbae ya? kau tidak perlu mengelak, kemarin aku melihat jelas di wajahmu saat kabar tentang Sehun dan Bomi sunbae kau tampak sangat kecewa.”

“Iya, aku tidak hanya menyukainya bahkan aku mencintainya.” Namjoo tersenyum simpul.

“Mwo?!! Berani sekali kau! Sehun sunbae milikku!” Yojin menggebrak meja Namjoo.

“Oh ya? Buktikan kalau begitu.”

Tiba-tiba seorang namja memasuki kelas itu yang membuat semua gadis disana kaget dan hampir histeris. Namja itu menghampiri Namjoo dan menyerahkan sesuatu di tangannya.

“Chagi, kau meninggalkan ini, kau ceroboh sekali eoh…” Sehun memberikan dompet Namjoo yang tertinggal di mobilnya.

“Hehee… mian oppa, lain kali aku akan lebih berhati-hati.” Namjoo tersenyum pada Sehun sambil sedikit melirik ke arah Yojin.

“Yasudah, aku harus segera kembali. Good luck nde.” Sehun mengacak pelan rambut Namjoo dan pergi dari kelas itu.

“Nde oppa… good luck too.” Namjoo berteriak dari kelas. Yojin tampak sangat kesal dan tidak percaya. Ia kembali ke mejanya dengan kikuk, begitu pula teman-teman sekelasnya yang melongo tidak percaya atas apa yang mereka lihat.

“Sehun, kau mengencani seorang hobae?” Krystal juga baru mendengar kabar ini.

“Iya, aku sudah lama mengenalnya, dia tetanggaku.” Sehun menjawab dengan santai.

“Ohh… chukkae…” Krystal menjawab singkat, dan langsung keluar meninggalkan Sehun. Tanpa ia sadari ia menjatuhkan sesuatu dari tasnya. Sehun memungut kertas itu dan membacanya.

Oh Sehun, mengapa aku mencintainya? Hei Krystal sadarlah kau dan dia tidak akan pernah bersama. Tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku, aku mulai cemburu saat ia dekat dengan gadis lain. Aku ingin menjadi satu-satunya gadis yang dekat dengannya. Tapi, sepertinya ia tidak memiliki perasaan apapun padaku. Ohh… God why i love him? You know I will never be with him. Aku mencintainya….

Sehun tercengang dan tidak percaya atas apa yang baru saja ia baca. Ia membaca ulang dan mencoba mencermati tiap kata yang ia baca. Sehun menghela nafasnya, sesuatu tiba-tiba menjalar di tubuhnya. Sesuatu yang membuatnya bahagia sekaligus kecewa dalam waktu yang bersamaa. Ia menyimpan kertas itu bersamanya, dan berharap Krystal tidak menyadari bahwa ia kehilangan sesuatu.

TBC

Yap sampai sini dulu ya, yuk comment ya biar ff ini bisa berlanjut. kemungkinan chapter 2 akan di publish bulan Desember so be patient! ^^

Tinggalkan komentar